PPC Iklan Blogger Indonesia

Rabu, 01 Juli 2015

Cerpen : Sumur Rumah Tua



Malam itu hujan turun begitu deras beserta kilat menyambar dan angin bertiup sangat lah kencang. Hendra dan adik nya naik sepeda motor menuju arah pulang dari rumah paman nya yang berada di desa bambu kuning. Saat dalam perjalan pulang tiba-tiba sepeda motor yang mereka tumpangi mengalami pecah ban. Akhirnya mereka berjalan kaki mencari tukang tambal ban yang masih buka. Di tengah hujan yang begitu deras baju yang dikenakan Hendra dan adiknya basah kuyup dan wajah mereka nampak pucat karena menahan dingin. Lebih dari 3 km mereka berjalan kaki tidak ada juga tukang tambal ban yang mereka jumpai. Akhirnya mereka memutuskan berhenti berjalan dan istirahat di suatu tempat. Tepat di depan sebuah rumah tua peninggalan zaman jepang yang kini kosong tak berpenghuni mereka berteduh sembari menunggu hujan reda. Tanpa disadari oleh mereka ada sekelebatan bayangan hitam dari dalam rumah dan langsung keluar berwujud sepasang suami istri yang tua renta langsung menghampiri mereka. Hendra dan adiknya pun tersentak kaget… dengan wajah pucat ketakutan Hendra dan adiknya bertanya..
Hendra : “ Kakek dan nenek siapa!!
Kakek : Kami yang punya rumah ini cu… !!!
Hendra : Maaf Kek,,,, Kami langsung masuk kehalaman Rumah kakek dan nenek tanpa meminta izin, kami hanya bermaksud untuk berteduh.
Kakek : Tidak papa cu…kami tidak melarang kalian masuk , silahkan saja kalian berteduh, kalian juga boleh menginap disini.
Hendra : Terimakasih kek.. karna telah mempersilahkan kami untuk berteduh dan beristirahat di rumah kakek dan nenek
Hendra dan adiknya akhirnya masuk kedalam rumah tua yang penuh dengan lukisan, foto-foto dan barang-barang antik di dalam rumah tersebut. Hendra dan adiknya di temani kakek dan nenek menuju kamar tempat mereka beristrahat. Setibanya di sebuah kamar yang disediakan oleh pemilik rumah, terpampang foto- foto kuno peninggalan zaman jepang seperti menatap tajam dan memperhatikan mereka. Hendra dan adiknya tidak bisa bersuara saat melihat pemandangan kamar yang begitu menyeramkan dan membuat bulu kuduk mereka berdiri. Setelah beberapa lama kemudian Kakek dan nenek datang ke kamar mereka lagi dengan membawa makanan yang sangat lezat, sayur-sayuran dan aroma Ikan gabus panggang begitu membuat mereka pengen cepat memakannya. Dari wajah adik hendra terlihat sangat lapar dan pengen segera memakan makanan yang telah di sediakan oleh kakek dan nenek tersebut.
Hendra : “ Trimakasih banyak kek…!! Nek…!! atas jamuan makan malam yang kakek dan Nenek sediakan buat kami, kami tidak tau harus dengan apa membalas kebaikan kakek dan nenek
Kakek : Ssama- sama cu-cu… !!!
Adik : Ayo ka … Kita makan,, adek laper nih!!!
Hendra : Huss!!!! Berdoa dulu de… Baru makan.yu ke kita makan bareng.
Kakek : Silahkan Kalian makan ….,masih ada yang mau kakek kerjakan sama nenek.
Di saat Hendra dan adiknya sedang membaca doa… terdengar jeritan suara yang sangat keras dari sebuah sumur yang berada tepat di belakang rumah tua tersebut yang meminta agar mereka berhenti membaca doa….. “ Panas tolong….. panas, Berhenti kalian membaca doa…!!. Hendra dan adik nya langsung berhenti membaca doa dan mereka berlari kesudut kamar. Mereka nampak ketakutan muka mereka pucat, dan alangkah terkejutnya lagi mereka, dari piring makan yang diberikan kakek dan nenek tadi ternyata penuh dengan belatung dan potongan tangan manusia yang telah membusuk. Hendra dan adiknya muntah melihat pemandangan tersebut dan mereka memberanikan diri keluar dari kamar seraya memangil-mangil kakek dan nenek pemilik rumah tua. Namun beberapa kali mereka memanggil tidak ada jawaban yang terdengar hanya suara rintihan tangisan dari belakang rumah. Hendra merasa penasaran lalu bersama adiknya perlahan melangkahkan kaki menuju kearah belakang rumah. Saat beberapa langkah menuju belakang rumah mereka di kejutkan oleh sekelebatan bayangan hitam yang keluar dari salah satu kamar. Sangat cepat dan menghilang menembus dinding. Sedikit demi sedikit mereka melanjutkan langkah mereka menuju belakang rumah. Terlihat ada dua orang yang tak lain adalah sosok yang baru mereka kenal yaitu kakek dan nenek yang sedang duduk menangis di pinggir sumur, dengan suara mereka yang merintih kesakitan. Dari sumur itu terlihat potongan-potongan tubuh manusia yang qtelah membusuk. Mereka pun sangat ketakutan setelah ada suara memanggil mereka. Saat ingin beranjak pergi meninggalkan rumah tua, seketika itu juga kaki mereka terasa kaku seperti ada yang memegang. Suara itu seakan-akan mengikat kaki mereka dengan erat “ nak….. !!! Jangan pergiiii ,,,,temani kami disini….. akhirnya mereka terjebak diantara penghuni sumur rumah tua.