Malam
itu hujan turun begitu deras beserta kilat menyambar dan angin bertiup sangat
lah kencang. Hendra dan adik nya naik sepeda motor menuju arah pulang dari
rumah paman nya yang berada di desa bambu kuning. Saat dalam perjalan pulang
tiba-tiba sepeda motor yang mereka tumpangi mengalami pecah ban. Akhirnya
mereka berjalan kaki mencari tukang tambal ban yang masih buka. Di tengah hujan
yang begitu deras baju yang dikenakan Hendra dan adiknya basah kuyup dan wajah
mereka nampak pucat karena menahan dingin. Lebih dari 3 km mereka berjalan kaki
tidak ada juga tukang tambal ban yang mereka jumpai. Akhirnya mereka memutuskan
berhenti berjalan dan istirahat di suatu tempat. Tepat di depan sebuah rumah
tua peninggalan zaman jepang yang kini kosong tak berpenghuni mereka berteduh
sembari menunggu hujan reda. Tanpa disadari oleh mereka ada sekelebatan
bayangan hitam dari dalam rumah dan langsung keluar berwujud sepasang suami
istri yang tua renta langsung menghampiri mereka. Hendra dan adiknya pun
tersentak kaget… dengan wajah pucat ketakutan Hendra dan adiknya bertanya..
Hendra
: “ Kakek dan nenek siapa!!
Kakek
: Kami yang punya rumah ini cu… !!!
Hendra
: Maaf Kek,,,, Kami langsung masuk kehalaman Rumah kakek dan nenek tanpa
meminta izin, kami hanya bermaksud untuk berteduh.
Kakek
: Tidak papa cu…kami tidak melarang kalian masuk , silahkan saja kalian
berteduh, kalian juga boleh menginap disini.
Hendra
: Terimakasih kek.. karna telah mempersilahkan kami untuk berteduh dan
beristirahat di rumah kakek dan nenek
Hendra
dan adiknya akhirnya masuk kedalam rumah tua yang penuh dengan lukisan, foto-foto
dan barang-barang antik di dalam rumah tersebut. Hendra dan adiknya di temani
kakek dan nenek menuju kamar tempat mereka beristrahat. Setibanya di sebuah
kamar yang disediakan oleh pemilik rumah, terpampang foto- foto kuno
peninggalan zaman jepang seperti menatap tajam dan memperhatikan mereka. Hendra
dan adiknya tidak bisa bersuara saat melihat pemandangan kamar yang begitu
menyeramkan dan membuat bulu kuduk mereka berdiri. Setelah beberapa lama
kemudian Kakek dan nenek datang ke kamar mereka lagi dengan membawa makanan
yang sangat lezat, sayur-sayuran dan aroma Ikan gabus panggang begitu membuat
mereka pengen cepat memakannya. Dari wajah adik hendra terlihat sangat lapar
dan pengen segera memakan makanan yang telah di sediakan oleh kakek dan nenek
tersebut.
Hendra
: “ Trimakasih banyak kek…!! Nek…!! atas jamuan makan malam yang kakek dan
Nenek sediakan buat kami, kami tidak tau harus dengan apa membalas kebaikan
kakek dan nenek
Kakek
: Ssama- sama cu-cu… !!!
Adik
: Ayo ka … Kita makan,, adek laper nih!!!
Hendra
: Huss!!!! Berdoa dulu de… Baru makan.yu ke kita makan bareng.
Kakek
: Silahkan Kalian makan ….,masih ada yang mau kakek kerjakan sama nenek.
Di
saat Hendra dan adiknya sedang membaca doa… terdengar jeritan suara yang sangat
keras dari sebuah sumur yang berada tepat di belakang rumah tua tersebut yang
meminta agar mereka berhenti membaca doa….. “ Panas tolong….. panas, Berhenti
kalian membaca doa…!!. Hendra dan adik nya langsung berhenti membaca doa dan
mereka berlari kesudut kamar. Mereka nampak ketakutan muka mereka pucat, dan
alangkah terkejutnya lagi mereka, dari piring makan yang diberikan kakek dan
nenek tadi ternyata penuh dengan belatung dan potongan tangan manusia yang
telah membusuk. Hendra dan adiknya muntah melihat pemandangan tersebut dan
mereka memberanikan diri keluar dari kamar seraya memangil-mangil kakek dan
nenek pemilik rumah tua. Namun beberapa kali mereka memanggil tidak ada jawaban
yang terdengar hanya suara rintihan tangisan dari belakang rumah. Hendra merasa
penasaran lalu bersama adiknya perlahan melangkahkan kaki menuju kearah
belakang rumah. Saat beberapa langkah menuju belakang rumah mereka di kejutkan
oleh sekelebatan bayangan hitam yang keluar dari salah satu kamar. Sangat cepat
dan menghilang menembus dinding. Sedikit demi sedikit mereka melanjutkan langkah
mereka menuju belakang rumah. Terlihat ada dua orang yang tak lain adalah sosok
yang baru mereka kenal yaitu kakek dan nenek yang sedang duduk menangis di pinggir
sumur, dengan suara mereka yang merintih kesakitan. Dari sumur itu terlihat
potongan-potongan tubuh manusia yang qtelah membusuk. Mereka pun sangat
ketakutan setelah ada suara memanggil mereka. Saat ingin beranjak pergi meninggalkan
rumah tua, seketika itu juga kaki mereka terasa kaku seperti ada yang memegang.
Suara itu seakan-akan mengikat kaki mereka dengan erat “ nak….. !!! Jangan
pergiiii ,,,,temani kami disini….. akhirnya mereka terjebak diantara penghuni
sumur rumah tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar